Penghargaan dan Penghormatan Melalui Sosial Media


Sosial media saat ini menjadi sebuah media yang sangat populer digunakan oleh semua orang, terutama pada anak-anak muda. Sosial media memberikan berbagai dampak kepada kehidupan manusia, baik dampak baik atau dampak buruk secara langsung maupun tidak langsung. Mungkin, dampak baik tidak akan menjadi sebuah permasalahan yang besar karena memberikan sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Dampak yang buruk menjadi sebuah problematika yang terus berkembang semakin besar setiap harinya, memberi sesuatu hal yang membuat seorang manusia menjadi tidak manusiawi dan tidak bermoral dalam beretika satu orang dengan orang lain.

Terkadang, aku melihat teman-temanku menggunakan sosial media hanya sebagai ajang untuk "pamer" baik harta kekayaan, popularitas, kedudukan, dan lain sebagainya. Tentu hal ini juga dirasakan oleh banyak orang di seluruh dunia, eksistensi melalui sosial media menjadi penyebabnya. Tak dipungkiri jika selama ini kita hidup hanya bergantung kepada apa yang tampil di sosial media semata, atau dapat dikatakan hidup secara virtual. Ketika suatu saat sosial media punah, maka akan banyak dari manusia kehilangan seluruh eksistensinya dan merasa kesepian dan rapuh.

Hal itu yang sangat dikhawatirkan. Sosial media dengan berbagai konten yang tidak bermanfaat dan tidak memiliki suatu kegunaan akan membawa kemudharatan bagi umat manusia. Sosial media yang dipakai hanya untuk menunjukkan eksistensi semata, seperti menunjukkan popularitas bersama orang-orang terkenal, menunjukkan harta kekayaan dan kesuksesan duniawi, dan menunjukkan ketampanan maupun kecantikan orang dengan berbagai tipuan menggunakan filter agar terlihat tampan dan cantik. 

Hal yang diharapkan dari semua itu yaitu penghormatan dan pengakuan orang lain. Bukan menjadi tujuan moral yang memberikan manfaat nyata tanpa adanya eksistensi yang membiaskan. Tanpa disadari, kehidupan seseorang mungkin saja akan hancur karena terus melakukan pencerminan dengan kehidupan orang lain yang bisa saja itu palsu. Eksistensi kehidupan sosial media yang dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menimbulkan ketertarikan bagi orang lain. 

Kepalsuan dan kehancuran menjadi sebuah akhir yang mengenaskan bagi kehidupan sosial media. Kepalsuan yang terus ditunjukkan oleh orang lain untuk membuat eksistensi baik kekayaan, popularitas, dan maskulinitas untuk mendapat pengakuan dan penghormatan, mungkin tujuan lain untuk mendapatkan uang tentunya. Dapat dilihat bahwa konten-konten Tiktok mendapatkan uang dari hasil mempertunjukkan maskulinitas seseorang, baik ketampanannya, kecantikannya, kebugarannya, dan lain sebagainya. 

Laki-laki menyerupai perilaku perempuan, dan perempuan menyerupai perilaku laki-laki sudah menjadi hal yang wajar saat ini. Tentu ini mengerikan dimana jati diri seseorang dapat hilang begitu mudah hanya karena kehidupan sosial media semata dan bagi orang yang religius mempercayai bahwa ini adalah akhir zaman. 

Hal yang dapat kita lakukan adalah membatasi. Membatasi setiap hal yang kita lakukan kepada kehidupan sosial media yang sangat membiaskan mata. Menggunakan sosial media hanya untuk membagikan sesuatu yang bermanfaat dan mencari berbagai informasi yang berguna, tanpa menjadi sebuah pencerminan kehidupan kita dengan orang lain. 


Jazakumullah Ahsanal Jaza,
Wassalam yang lemah.


Peace for All, Hatred for None. Humanity with Good Attitude.

Posting Komentar

0 Komentar